Saham Domestik Selamatkan Kinerja Dana Pensiun Nasional Korea Selatan di Semester Pertama 2025

Saham Domestik Selamatkan Kinerja Dana Pensiun Nasional Korea Selatan di Semester Pertama 2025

Layanan Pensiun Nasional (NPS) Korea Selatan berhasil mencatatkan kinerja positif pada paruh pertama tahun ini, meskipun menghadapi tantangan signifikan di pasar global. Kinerja yang solid di pasar saham domestik menjadi penopang utama, mengimbangi hasil yang kurang memuaskan dari investasi di luar negeri dan investasi alternatif.

Imbal Hasil Melambat Dibandingkan Tahun-Tahun Sebelumnya

Menurut laporan sementara yang dirilis oleh Kantor Pusat Manajemen Dana NPS pada hari Kamis (28/8), tingkat pengembalian dana investasi untuk semester pertama 2025 tercatat sebesar 4,08%. Meskipun positif, angka ini menunjukkan perlambatan signifikan jika dibandingkan dengan imbal hasil pada periode yang sama dalam dua tahun terakhir, yang mencapai 9,09% pada 2023 dan 9,71% pada 2024.

Total dana kelolaan tumbuh sebesar 56 triliun won dari akhir tahun sebelumnya, mencapai 1.269 triliun won. Keuntungan investasi yang dibukukan selama periode ini mencapai 50 triliun won. Sejak sistem pensiun nasional ini diperkenalkan pada tahun 1988, total akumulasi keuntungan investasi kini telah mencapai 787,5 triliun won.

Seorang pejabat NPS menjelaskan, “Kinerja aset luar negeri dalam mata uang won sedikit tertekan akibat pelemahan dolar AS yang dipicu oleh ketidakpastian, seperti kebijakan tarif AS. Namun, imbal hasil dua digit dari saham domestik berhasil mengangkat kinerja secara keseluruhan.”

Kinerja Aset: Saham Domestik Melonjak, Aset Luar Negeri Tertekan

Jika dirinci berdasarkan kelas aset, saham domestik menjadi bintang dengan imbal hasil mencapai 31,34%, sementara obligasi domestik memberikan pengembalian sebesar 2,34%.

Sebaliknya, kinerja pada kelompok investasi luar negeri dan alternatif menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Investasi alternatif mencatatkan imbal hasil negatif sebesar -2,86%. Kinerja saham luar negeri hanya tumbuh tipis 1,03%, sedangkan obligasi luar negeri mencatatkan kerugian sebesar -5,13%.

Analisis Pasar dan Faktor Pendorong

Lonjakan di pasar saham domestik pada semester pertama didorong oleh sentimen positif pasar. Harapan terhadap kebijakan pemerintah yang baru serta valuasi saham yang dinilai masih rendah menarik minat investor, sehingga mendorong arus modal masuk yang sehat. Sebagai acuan, indeks KOSPI tercatat naik 28,01% sejak akhir tahun lalu, yang memberikan dampak positif signifikan bagi portofolio NPS.

Di sisi lain, pasar saham luar negeri pada awalnya bergerak lambat akibat kekhawatiran terhadap kebijakan tarif AS dan potensi perlambatan ekonomi. Namun, pasar berhasil berbalik positif seiring meredanya ketidakpastian dan menguatnya saham-saham di sektor teknologi.

Untuk pasar obligasi, baik domestik maupun global, pergerakannya dipengaruhi oleh penurunan suku bunga pasar akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi menyusul rilis data ekonomi AS yang lemah. Obligasi domestik berhasil mencatatkan keuntungan dari kenaikan harga surat utang. Namun, keuntungan tersebut pada obligasi luar negeri tergerus oleh dampak negatif dari penurunan nilai tukar won terhadap dolar AS.

Sementara itu, imbal hasil negatif pada investasi alternatif sebagian besar mencerminkan pendapatan bunga dan dividen serta kerugian kurs akibat fluktuasi nilai tukar. Angka ini belum memperhitungkan penilaian fair value (nilai wajar) aset yang mendasarinya.

Ekonomi