Intel Lakukan Restrukturisasi Besar: Dukungan GPU Pesaing, Pisahkan Divisi Jaringan, dan Fokus pada Masa Depan AI

Intel Lakukan Restrukturisasi Besar: Dukungan GPU Pesaing, Pisahkan Divisi Jaringan, dan Fokus pada Masa Depan AI

XeSS 2.1.0: Intel Kini Dukung GPU AMD dan NVIDIA

Intel merilis pembaruan penting untuk teknologi peningkatan resolusinya, XeSS 2, dengan meluncurkan SDK versi 2.1.0. Versi baru ini memungkinkan kartu grafis dari AMD dan NVIDIA yang mendukung Shader Model 6.4 untuk menggunakan teknologi XeSS 2. Meski begitu, penerapan nyata dalam game tetap membutuhkan pembaruan dari pengembang masing-masing, sehingga jadwal dukungan bisa berbeda-beda untuk setiap judul.

XeSS 2 kini mencakup teknologi peningkatan resolusi (XeSS SR), fitur pembangkitan frame baru (XeSS FG), dan teknologi pengurangan latensi (XeLL). Namun, XeLL hanya dapat diaktifkan bersamaan dengan XeSS FG. Semua fitur ini memanfaatkan akselerator XMX berbasis DP4a yang tertanam dalam GPU Intel Arc A-series dan B-series.

Intel Pisahkan Divisi NEX, Cari Investor Strategis

Di saat bersamaan, Intel juga mengumumkan rencana besar lainnya: memisahkan divisi Network and Edge Group (NEX) menjadi entitas bisnis mandiri. Divisi ini mencakup produk semikonduktor jaringan, Ethernet, dan infrastruktur komunikasi. Informasi ini pertama kali diketahui dari dokumen internal yang bocor dan dilaporkan oleh CRN.

Intel mengatakan akan tetap menjadi investor utama, seperti yang dilakukan pada unit Mobileye dan Altera, dan membuka peluang bagi investor strategis untuk berpartisipasi dalam pengembangan divisi ini. Juru bicara perusahaan mengonfirmasi bahwa proses pencarian mitra investasi telah dimulai.

Langkah ini juga sejalan dengan strategi CEO Pat Gelsinger yang sejak menjabat menekankan pentingnya melepas unit non-inti untuk memperkuat fokus bisnis utama perusahaan. Bahkan sejak Mei lalu, sudah muncul laporan bahwa Intel tengah mempertimbangkan menjual atau memisahkan divisi NEX.

Analis industri Jack Gold menyebut langkah ini logis, mengingat NEX tidak termasuk dalam strategi inti jangka panjang Intel. Menurutnya, kemungkinan besar Intel akan memilih skema investasi bersama ketimbang melepasnya sepenuhnya ke pihak ketiga.

Kontroversi Proses 14A: Salah Tafsir atau Strategi Tekanan?

Namun tak semua komunikasi publik Intel berjalan mulus. Setelah rilis keuangan terakhir, pernyataan CEO Gelsinger soal proses fabrikasi 14A menimbulkan interpretasi beragam di kalangan investor. Dalam konferensi dengan analis, Gelsinger menyatakan bahwa proses 14A membutuhkan keterlibatan pelanggan eksternal agar bisa menjamin pengembalian modal, mengingat biaya yang meningkat dibanding generasi sebelumnya.

Beberapa pihak menilai ini sebagai sinyal bahwa Intel bisa membatalkan proses 14A bila gagal menarik pelanggan. Namun, klarifikasi selanjutnya menegaskan bahwa Intel tetap akan menggunakan 14A untuk produk internalnya. Saat ini, dua pelanggan eksternal sudah menjalin kerja sama awal terkait 14A.

Analis dari Tirias Research, Jim McGregor, menyebut bahwa maksud dari pernyataan Gelsinger adalah untuk mendorong calon pelanggan agar segera berinvestasi, bukan hanya menunggu perkembangan pasar.

Intel Absen di Forum AI Gedung Putih, Posisi Mulai Tergeser?

Sementara para pesaing seperti NVIDIA dan AMD tampil menonjol dalam acara besar bertema AI yang diselenggarakan di Gedung Putih dan dipimpin langsung oleh mantan Presiden Donald Trump, Intel tidak terlihat dalam daftar undangan. CEO NVIDIA Jensen Huang dan CEO AMD Lisa Su mendapat pujian atas kontribusi mereka dalam pengembangan teknologi AI.

Ketidakhadiran Intel dalam forum strategis ini memicu spekulasi bahwa dominasi perusahaan dalam bidang AI mulai terkikis. Meski masih aktif dalam pengembangan teknologi terkait, absennya Intel di panggung utama menambah tekanan bagi perusahaan untuk kembali mempertegas eksistensinya dalam industri yang kini sangat kompetitif.

Kesimpulan: Intel di Persimpangan Strategis

Dari pembaruan teknologi grafis hingga restrukturisasi organisasi dan strategi manufaktur, Intel berada di titik kritis untuk menentukan arah masa depannya. Meski menghadapi tantangan dari sisi komunikasi publik dan posisi di industri AI, perusahaan terus menunjukkan upaya konkret untuk memperkuat daya saingnya, baik melalui pengembangan teknologi maupun penyederhanaan bisnis. Tahun-tahun mendatang akan menjadi penentu sejauh mana strategi baru ini mampu mengembalikan Intel ke posisi kepemimpinan di pasar teknologi global.

Iptek